Teuku Fadhil Magistra
1111001051
Untuk
meningkatkan suatu perekonomian negara, maka perdagangan di dalam dan di luar
suatu negara harus berjalan dengan baik dan lancar. WTO (World Trade
Organization) atau biasa disebut Organisasi Perdagangan Dunia merupakan badan
antar-pemerintah, yang tugas utamanya adalah mendorong perdagangan bebas,
dengan mengurangi dan menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan seperti
tariff dan non tariff (misalnya regulasi); menyediakan forum perundingan
perdagangan internasional; penyelesaian sengketa dagang dan memantau kebijakan
perdagangan di negara-negara anggotanya. Dengan adanya WTO ini, maka akan ada
perdagangan bebas antar negara yang dampaknya dapat meningkatkan perekonomian
suatu negara dan mensejahterakan masyarakat di dalam suatu negara tersebut.
Ketika WTO
berjalan di Negara Indonesia, timbul masalah-masalah yang muncul. Salah satunya
adalah banyaknya produk impor yang masuk ke Negara Indonesia dan menimbulkan
banyaknya masyarakat di Indonesia yang membeli produk impor tersebut dari pada
produk lokal. Ketika banyak sekali yang membeli produk impor tersebut, maka
perekonomian di Indonesia akan menurun dari biasanya. Maka dari itu disini WTO
memiliki dampak yang negatif juga terhadap suatu negara.
Sebenarnya
ada salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan adanya “power”
yang dimiliki dari seorang pemimpin. Kepemimpinan tidak bisa dilepaskan dari
kemampuan, kewibawaan, dan kekuasaan. Seorang pemimpin, karena status dan
tugas-tugasnya pasti mempunyai “power” atau kekuasaan. Kekuasaan merupakan
kapasitas untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang ke arah yang diinginkan.
Maka dari itu dengan adanya “power” atau kekuasaan, seorang pemimpin dapat
mempengaruhi masyarakat dengan mengajak masyarakat untuk membeli produk buatan
lokal, sehingga nantinya perekonomian Indonesia dapat kembali meningkat.
Tidak hanya
hal tersebut fungsi “power” dapat dijalankan, tetapi disini pemerintah atau
seorang leader dari suatu negara juga berperan sangat aktif dalam mengatasi
permasalahan barang impor yang masuk. Dengan adanya “power”, maka pemerintah
dapat membuat suatu kebijakan dalam meminimalisasi produk impor yang masuk,
tetapi juga harus didukung dengan adanya peningkatan kualitas yang diberikan
oleh produk lokal tersebut, sehingga dapat menyeimbangkan perdagangan yang dilakukan
di Negara Indonesia. Jadi dengan adanya paminimalisasian dari barang impor,
orang akan beralih ke produk lokal, tetapi tentunya produk lokal tersebut
memiliki kulitas yang bagus sehingga dapat menarik minat orang untuk
membelinya. Selain itu dengan adanya peningkatan kulitas produk lokal, maka
barang dapat di ekspor ke luar negeri yang nantinya akan berdampak kepada
perningkatan perekonomian di Indonesia.
No comments:
Post a Comment