Oleh : Alvian Aditya Kanzi (1112001030)
Indonesia.
Kurang dari setahun negara tanah tumpah darah kita yang tercinta ini akan
menyelenggarakan gelaran akbar lima tahunan, Pemilihan Umum. Sosok pemegang
kendali yang baru akan segera muncul memimpin Republik ini untuk menggantikan
sosok lama yang sudah lemas otot – ototnya setelah 10 tahun memegang jabatan
mahaberat ini.
Pemimpin
baru. Ya, pemimpin baru yang akan memimpin negara ini. Seperti apa kira – kira
sosoknya kelak? Sefrontal Soekarno? Semoderat Gus Dur? Sekeras Soeharto? Apakah
si pemimpin baru tersebut nanti bisa membuktikan diri bahwa dia adalah sang pemimpin
impian?
Bangsa
ini butuh sosok seorang pemimpin impian. Dalam pandangan saya sebagai seorang young
Indonesian yang cukup peduli terhadap sejarah dan situasi kekinian di
negara ini, pemimpin yang dapat memenuhi
kualifikasi tersebut adalah pemimpin yang mampu dengan wibawanya mendapat
respek sempurna dari rakyatnya. Pemimpin yang mampu dengan intelektualitasnya
mengambil langkah – langkah sempurna. Pemimpin yang mampu dengan keteguhan
imannya menyalurkan intelektualitasnya ke arus yang positif. Pemimpin yang
lebih menyeimbangkan akal dan nafsunya. Pemimpin yang bisa tunduk pada
kedaulatan rakyat dan konstitusi negara, tapi bisa menjadi keras kepala dan
sulit diatur oleh pihak luar yang berusaha terlalu jauh masuk ke internal
negara. Kalau kata orang Jawa, Pemimpin yang tidak gampang “di-plokotho”.
“A man
who wants to lead the orchestra must turn his back on the crowd.” — Max
Lucado
Pemimpin impian
harus mampu berdiri di atas semua golongan, mengutamakan kepentingan
keseluruhan lapisan masyarakatnya. He is the Messiah. Pemimpin yang
masih mampu berdiri dan menyelamatkan bangsanya walaupun dia harus berjalan
dalam kelompok yang kecil, bahkan sendirian. Dan yang paling penting, dia harus
menyatu dengan negara ini. Bukan cuma sekedar kenal, tapi menyatu.
Ekspektasi
saya kepada pemimpin yang akan naik tahta tahun depan tidak semuluk-muluk
penjabaran tentang harapan saya tentang sosok pemimpin impian. Saya tidak
berharap sang pemimpin impian akan datang tahun depan, karena bagi saya itu
tidak realistis. Mungkin dia akan datang 10 atau 15 tahun lagi. Saya hanya
berharap pemimpin yang akan datang bisa jujur, fair, terbuka, dan bisa merebut
kepercayaan masyarakat yang sekarang sudah terlanjur hilang terhadap kondisi
kepemimpinan bangsa saat ini. Itu saja.
Terima
kasih.
Sumber
: